Jumat, Januari 9

Fadhilah Menghindari Perdebatan

Diposting oleh Muhammad Nur Hasan


Banyak persoalan pelik hidup ini muncul tanpa kita diberikan kekuatan untuk bisa mengatasinya. Kemampuan kita hanya sebatas wacana, adu argumentasi dan penyampaian pendapat yang terkadang membesit semata-mata cuma bertujuan menonjolkan diri dan merasa puas atas kebenaran jalan pikirannya semata-mata tanpa mau menghargai apalagi menerima serta mendukung pendapat orang lain. Maka timbullah polemik berkepanjangan, perdebatan yang tiada habis-habisnya sehingga terkadang pula silang pendapat berubah menjadi silang sengketa.
Dalam suatu majelis, tempat dimana kita membawa suatu permasalahan untuk mendapatkan solusi atau jalan keluarnya, kita memang dianjurkan untuk menghindari pedebatan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya orang yang paling dibenci oleh Allah ialah yang sangat gemar berdebat dengan gigih” (HR.Buchari,Muslim,At-Tirmizi dan An-Nasa’i).
Perdebatan yang timbul tersebut bahkan tidak menemukan solusi terbaik malah terjebak dalam polemik yang berkepanjangan dan membuat kabur permasalahannya. Seperti yang disinyalir dari hadits Rasulullah SAW, “Suatu kaum menjadi tersesat setelah mendapatkan petunjuk akibat mereka terjebak dalam perdebatan”.
Oleh karena itulah sebaiknya kita menghindari indikasi perdebatan dengan mengutamakan keutuhan musyawarah dan hati yang jernih dan ikhlas. Jalan musyawarah dengan menyatukan potensi positif lebih baik daripada terus menerus memperlebar jurang perbedaan pendapat. Kita sedapat mungkin membiasakan diri kepada hal-hal yang mampu menimbulkan sinergi positif dalam gerak langkah mengarungi kehidupan ini.
Salah satu fadhilah orang yang menghindari perdebatan ini adalah sebagaimana diungkap oleh salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabarani dalam Al-Ausath dari hadits Ibnu Umar yang artinya, “Rasulullah SAW bersabda : Akulah yang menjamin sebuah rumah di sekitar surga untuk orang yang menghindari perdebatan dalam posisi ia benar, sebuah rumah di tengah-tengah surga untuk orang yang meninggalkan dusta ketika ia bercanda dan sebuah rumah di ketinggian surga untuk orang yang berperilaku baik”.
Dalam hadits lain disebutkan dari Abu Umamah ra, ia berkata “Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yang menghindari perdebatan dalam posisi ia bersalah niscaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di sekitar surga. Barangsiapa yang menghindari perdebatan dalam posisi ia benar niscaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di tengah-tengah surga. Dan barangsiapa yang baik akhlaqnya niscaya Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di ketinggian surga. (HR.Abu Dawud, Ath-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi).
Dengan demikian jelaslah bahwa upaya menghindari perdebatan dengan mengutamakan akhlaqul karimah lebih utama dalam upaya mengatasi setiap permasalahan yang ada. Akhlaqul karimah yakni seseorang yang berpegang teguh pada moral yang mulia, seperti pesantun, rendah hati, dermawan, menjaga kehormatan dan tidak mudah marah.
Berdoa kita senantiasa agar tetap diberikan kekuatan untuk tetap istiqamah dalam eksistensi hidup ini dengan mengutamakan musyawarah dalam bingkai akhlaqul karimah dan ukhuwah Islamiyah. Amin ya Rabbal alamin

0 komentar:

Posting Komentar